ManiakMotor- Meski tidak diproduksi massal, komunitas Yamaha RX-King ini masih masal, ya ramai hingga sekarang. Penggemar erjuluk the jambret ini tidak ada matinye di Indonesia. Tren modifnya terus bergrak. Sampai penulis portal ini juga ikutan. Tapi ia nggak puas dengan mesin standar.
Itu motor langsung dibawa ke pakdhe Hari pemilik bengkel HM Motor Banyuwangi, Jawa Timur. Jauh amat bro? “Sehari-harinya aku di Banyuwangi, maka aku curhat sama pakdhe yang punya bengkel up-grade performa harian. Sama dengan RX-King ini dikorek untuk keperluan sehari-hari,” kata si penulis. Lho, nulis kok bisa brkata ya?
KEPALA SILINDER
Yang
dikorek pertama mendongkrak rasio kompresi, pemampatan pembakaran
dibikin padat, tapi tidak ekstrem. Ya enak untuk akselerasi saja.
Caranya mengurangi volume ruang bakar atau kubahnya dengan cara
dibubut. Untuk urusan ini monggo minta bantuan ke tukang bubut.
“Jangan terlalu banyak dicukur, cukup 1-1.5 mm,” wanti pakdhe.
Angka ini dianggap ideal. Yang dimanfaatkan hanya mengurangi
ruangannya. Bentuk kubah dikembalikan standar, diameter kubahnya 58 mm (gbr-1). Termasuk lebar squis 12 mm, nat 0,5 mm dan derajat kemiringan squish areanya 14o (gbr2).
Nah ini tukang bubut yang biasa terima korekan pasti mengerti. Kalau
dia nggak ngerti, mendingan cari tukang bubut lain. Tujuannya karakter
aslinya si Jambret tidak banyak berubah.
BLOK SILINDER
Kunci kinerja enak mesin 2-tak ada pada lubang silinder blok. Di sana ada lubang transfer dan exhaust. Tapi, khusus RX-King dengar dulu penjelasan pakdhe. Namanya juga pakdhe, orang yang dituakan, umur mekanik
ini juga sudah 50 tahun. Katanya silinder RX-King generasi awal diberi
kode produksi Y (Y-1 sampai Y-4). RX-king generasi baru kodenya YP alias
YP-1 sampai YP-4 (gbr-3). Coba intip punya brosist, pasti L, ya??? Hehe, itu sih kaos.
Lanjut
deh. Katanya diameter lubang transfer dan buang kode Y lebih besar dari
YP. Lubang transfer Y disarankan hanya menghaluskan kulit jeruknya,
“Ya kulitnya saja yang dibuang, isinya silakan dimakan buat ngusir
dahaga,” canda pakdhe semakin berumur semakin bercanda. Beda dengan YP karena lebih kecil boleh dikikis 1 mm (gbr-4). Nah kalau yang ini jeruknya dimakan sekalian kulitnya juga. Hehe....
Buat lubang eksos ada
2 cara yang bisa ditempuh untuk memperlancar gas buang. Pertama
memperlebar lubang ke samping kanan-kiri. Tapi cara ini berisiko. Bila
pembesarannya terlalu lebar, bisa-bisa ring piston tersangkut pada bibir
lubang. Ring kerap patah.
Cara kedua mengikis dinding lubang buang bagian atas, istilahnya mengurangi tinggi lubang eksos (gbr-5).
Cara ini lebih aman dari yang pertama dan pengikisannya tidak
terbatas. Untuk kode Y silakan ‘dimakan’ 1 mm sedang YP 2 mm. Lebih
dari itu motor bakalan ngook, sebab torsinya bergeser ke putaran tinggi. Bawanya juga harus rpm tinggi melulu, ingat ya bukan untuk balap. Juga model lubangnya jangan diubah, usahakan tetap seperti bawaan motor yang elips macam telur.
KENALPOT 3V3
Urusan
mesin sudah beres, tinggal atur perangkat gas buang. Pada mesin 2-tak
peran kenalpot sangat besar. Hampir 30% tenaga mesin 2-tak ditentukan
kenalpot. Disarankan menggunakan kenalpot 3V3 yang dulunya tenar di
arena kebut lurus (gbr-6). Bila di Jatim sebutannya kenalpot telo (ketela, red). Karena dimensinya yang mungil dan imut kayak loe, eh salah.
Model
kenalpot ini sebenarnya pernah tenar di GP250 akhir 80-an. Pipa perut
dan silincer tanpa sambungan. Dimensinya lebih pendek dari kenalpot
racing umumnya. Sebab itulah pipa gas buang ini cenderung mengutamakan akselerasi. Di pasaran tersedia banyak merek, dari pabrikan kenalpot beken hingga pengrajin pinggir jalan. Harganya Rp 200-250 rebu.
Reedvalve Dan Karburator
Tinggal
setting penyuplai bahan bakar. Akan percuma modif yang telah dilakukan
bila part pengabut bensin tidak dimaksimalkan. Untuk itu perlu dilakukan
penyesuaian pada reedvalve alias membran dan karburator.
Karena uUntuk harian bisa memaksimalkan membran bawaan motor. Tidak usah
beli membran yang muahal macam V-Force, apalagi V-Force3 yang hampir Rp
1`,5 juta. “Yang standar tinggal atur tinggi stopper membran 10 mm (gbr-7),” terang pakdhe dengan logat Jowo Timur.
Lanjut setting karburator. Aslinya RX-King berkarbu Mikuni VM 26, buat yang mau lebih bisa pakai milik Kawasaki Ninja (PWL 26) yang sama venturinya 26mm. Masih kurang juga, ya cangkok karbu PE28 (gbr-8). Sekarang banyak PE versi kw mulai Rp 250 rebu. “Bila motornya sering diajak turing luar kota, lebih sip PE28 karena napasnya panjang,” saran Arif , doi anak klub RX-King yang doyan turing yang lagi nimbrung saat motor dikorek.
Tinggal atur spuyernya. Untuk setting spuyer silakan motor diajak running sembari
buka gas. Bila bawahnya terasa menjerit (garing), itu tandanya kering.
Lebih percaya lagi mari lihat busi, pasti juga kering yang warnanya
putih. Artinya pilot jet-nya minta naik. Sebaliknya bila gas dibejek
mesin mbrebet dan nggak nyambung, itu basah, pilotnya minta turun,
businya hitam. Jangan berhenti dulu, terus digas hingga mesin meletus.
Hehehe, maksudnya sampai 9.000 rpm. Rasakan lagi bila terasa kering, itu
main-jet minta naik, begitu sebaliknya persis dengan setting pilot-jet
tadi, sampai elektroda busi merah.
Pakdhe juga kasih panduan buat yang pake karbu
bawaan motor setelah modifikasi di atas biasanya spuyer naik antara 2-3
step. Tiap motor bisa berbeda ukurannya, tergantung juga dengan cuaca
sekitar dan cara bawa motor. Selamat mencoba, jangan lupa tetap
utamakan safety. GS
Kebetulan model korekannya macam huruf awalan portal ini. Dengan coakan ala ‘M’, saat piston di TMA, kabut yang dikelola reed valve akan mudah menuju kompresi primer atau awal. Kompresi ini terjadi di ruang kruk-as (crankcase) ala 2-tak. Desain pojok kiri-kanan pada 'M' dibikin melengkung, bukan 'M' garis lurus yang siku-sikunya tegak.
ManiakMotor
– Ini hanya bicara seputar korek jalanan pada piston Yamaha RX-King.
Yang diulas pun hanya bagian pantat. Soal korek harian yang lebih
tokcer klik saja atiklelnya di TIPS LAINNYA,
di situ lengkap soal kohar si Jambret. Korek piston ini referensi, ya
digabung-gabung jadi ilmu tambahan. Tambahan untuk melengkapi
sebelumnya. Namanya juga korek harian, berarti ringan, hanya mendesain
pantat piston seperti ‘M’.
Add caption |
“Bukan hanya itu, uap juga cepat ke ruang bakar. Sebab, gunanya ‘M’ agar bensin dari manifold tidak membentur piston. Uap datang dengan bentuk bulat,” kata Bung
Ihfam, dia pengorek RX-King harian di Kebagusan Raya, Jakarta Selatan
yang bengkelnya penuh sesak dengan RX-King. Dia seperti tahu model uap
di ruang kruk as. Kan katanya bulat...
Yang
dibentuk ‘M’ depan bagian bawah piston. Model sebenarnya silakan lihat
foto. Membuatnya boleh ke tukang bubut dan dikerjakan sendiri. Asal
punya pisau tunner. Sebenarnya ini hanya meneruskan dua lubang asli pada
piston. Makanya, model papasan bagian atasnya jangan sampai melewati
lubang aslinya. Katanya kalau itu terjadi, sampeyan akan kecewa dan
gelisah. Maklum, sudah hilang waktu mengerjakannya, hasilnya nooool.
Nah
silakan dicoba dan dikombinasi dengan korek harian sebelumnya.
Ngomong-ngomong, bila diperhatikan jelas, justru desainnya bukan M, tapi
CD. Hehe... Ghal
tips menarik gan,, kalo korekan saya ini gan jamin NGEBUT!!!!!!!!
BalasHapushttp://berita-motor-drag.blogspot.com/2014/06/korek-harian-rx-king-ngebut.html
Sip
BalasHapusthanks gan.......info yang menarik.
BalasHapusWah Boleh di coba nih Gan dan salam kenal everything about fashion
BalasHapushi this is sdr i have rx 135 4speed block wont to port best midrange port plz help me out ned a port map my email sridhar_goa05@yahoo.co.in plz
BalasHapusLubang ex std y dan yp dari bibir boring berpa mm ukuran nya
BalasHapusLubang ex std y dan yp dari bibir boring berpa mm ukuran nya
BalasHapusHi balas thanks for reply plz up date sum pics thanks a lot my frnd
BalasHapusAgen Judi Slot Terbaru
BalasHapusLK21