Minggu, 28 Juli 2013

Mesin DOHC Honda CB150R StreetFire Dan Suzuki Satria FU, Sama Efisien






ManiakMotor – Sederhananya dengan mesin DOHC (double over head camshaft), bahan bakar akan mencapai sesuai permintaan kapasitas silinder. “Bila mesin silinder 150 cc, pelayanan terhadap 150 cc itu, akan mudah didekati. Karena ada dua kem pada kepala silinder,” jelas  Sarwono Edhi, selaku Senior Analyst Technical Service Division PT Astra Honda Motor AHM.
Kuda besi yang dijual di Indonsia kapasitas 150 cc baru ada dua yang meggunakan DOHC. Sebelumnya, telah hadir lebih dulu Suzuki Satria FU150. Belakangan dihebohkan Honda CB150R StreetFire yang diluncurkan AHM, baru lalu. Bedanya, CB150R telah menggunakan pengabutan bahan bakar injeksi, sementara FU masih konvensional dengan karbu. Ini belakangkan diulas. Sekarang fokus DOHC. Lagian, keduanya sulit disamakan lantaran kelaminnya beda. FU underbone dan CB150R adalah full frame
Ceritanya begini brosist soal DOHC. Pada suatu hari terciptalah DOHC. Si DOHC ini mengembara ke kota sebelah, singkatnya dia  jadi raja. Hehehe, iya rajanya mesin. Dengan dua kem, kepala silinder bisa dimuati banyak klep (valve).  Di motor kecil sanggupnya baru bisa empat klep. Berarti ada dua klep yang menutup dan membuka lubang masuk. Sebaliknya, ada dua klep yang mengatur lubang buang.  
Proses sirkulasi asupan bahan bakar masuk dan buang, tanpa ditulis sudah brosist baca. Angka 150 cc sebagai kapasitas mesin, akan terisi. “Di FU diameter klep masuk FU 22 mm dan buang 19 mm. Tinggal dikali dua,” jelas Wawan Kristianto, tuner FU Solo di drag bike merajai di kelasnya.  CB150R? “Tunggu dulu, saya buka manual book. Nih ada, in 24 mm dan out 21 mm,” timpal Edhi.
Yang paling penting, lubang inlet dikali dua (tambah atau dua kali lubang, bukan kali maaf  mengoreksi) untuk FU mencapai 44 mm dan CB150R lebih besar lagi atau 48 mm.   Bandingkan dengan SOHC, satu klepnya paling tinggi 25 mm untuk motor standar kapasitas sama. Diperbesar lagi diemet klep SOHC, ya nggak cukup kubah silindenya. Jadi, pengiriman bengsin sekali kerja motor bakar, ya seperti itu. Ember diameter kecil dan besar kan beda tumpahannya, brosist. Iya, mau dibantah dengan rumus apa saja, coba panggil anak SD lantas suruh hitung ada berapa lubang di kubah silinder DOHC?  
Yang ini sederhananya untuk DOHC. Setiap kem ganda bekerja pada fungsi masing-masing. Kem masuk ya hanya menggerakkan klep masuk. Begitu juga buang. Itu bedanya dengan SOHC, satu kem menggerakkan klep masuk dan buang. Proses kerja SOHC masih berliku-liku cintanya dan berkelok-kelok dustanya. Sederhana kan...
Keuntungan lain DOHC adalah valve train alias laju klep. Pada DOHC rata-rata telah menghilangkan rocker arm. Klep langsung bersentuhan dengan kem dalam melakukan aksinya. Karena kontruksi kem bisa langsung ditempel pada klep.  Hasilnya, “Kecepatan dan ketepatan proses bahan bakar masuk dan buang lebih baik,” yakin Pak Edhi dari AHM tadi.  
Dengan DOHC membuat sudut lubang masuk dan buang bisa disesuaikan dengan karakter mesin yang dikehendaki perancang mesin. Jarak tembak dari karbu ke ruang bakar bisa dibikin lurus atau kian dekat TKP, tempat kejadian perkara, hehehe. Untuk menuju Roma tidak perlu nikung sana dan sini ke Dubai atau Hongkong. Ya, langsung saja terbang  ke  Roma, abis itu foto-foto di sana. Macam anggota DPR aja sampeyan..!
Toh, yang namanya efesiensi tidak melulu oleh dua kem tersebut. Masih ditentukan desain kepala silinder, pengapian, sistem pengabut bahan bakar dan kenalpot. Termasuk di dalamnya material mesin. Terserah pabriknya mau untung banyak atau memberi kepuasan pada konsumen.  
 Inti DOHC penyederhanaan kinerja pada kepala silinder. Sehingga terjadi efesiensi pembakaran. Ingat bahan bakar adalah energi, bila semua bahan bakar yang masuk, bisa terbakar, dia berubah jadi tenaga. Itu yang disebut efesiensi volumetrik. Untuk mencapai volumetrik 80 persen, itu sudah luar biasa.
Masih banyak yang mempengaruhi 80 peren terebut, misalnya kualitas bahan bakar. Yaah, rata-rata dapatnya 70 persen deh. Angka ini hanya bisa dicapai pabrikan dengan motor standar mereka. Kalau sudah dikorek ini dan itu, ya berubah lagi.  Bila itu terlayani, tenaga akan maksimal. Bukannya boros, malah irit. Karena tenaga sesuai putaran mesin. Tenaga selalu tesedia tanpa meninggikan rpm sejadi-jadinya untuk memancin power. Namanya juga efesiensi. Ito  
BERITA TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar